"Caranya mulai SMS hingga menelepon langsung korbannya. Kalau modusnya banyak. Antara lain pelaku pura-pura ditilang polisi dan seolah polisi minta pulsa, serta pelaku mengaku kalau keluarga korban kecelakaan dan segera dikirim pulsa," terang Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Wijonarko.
Dia mengungkapkannya saat ditemui detikinet di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Aceh.
"Para pelaku itu mempelajari dan mengulik modus-modus baru. Tentu saja, pelaku mengulangi perbuatannya setelah beberapa kali berhasil menipu para korban," kata Wijonarko.
Ia menilai, pelaku yang berpura-pura ditilang polisi, kemudian polisi seolah meminta uang kepadanya, itu tergolong modus berani. Wijonarko meyakinkan, kalau tidak ada polisi yang bertindak seperti itu saat menilang pengendara.
"Itu kan trik pelaku atau bagaimana caranya agar korban tertarik untuk memenuhi keinginannya. Tentu saja akan kami tindak bila pelaku diketahui keberadaannya. Hingga kini, kami belum menerima laporan langsung dari korban. Tetapi aksi penipuan semacam ini tetap diselidiki," tukasnya.
Sebelumnya, Agnesia Candra, seorang karyawati BUMN nyaris menjadi korban penipuan. Pelaku menelpon Agnes dan mengaku sebagai salah seorang rekan kerjanya. Pelaku meminta Agnes mentransfer pulsa senilai Rp 300 ribu ke 3 nomor yang kemudian dia SMS.
Pulsa tersebut, diklaim, diperlukan untuk menyuap polisi yang telah menilangnya. Beruntung bagi Agnes, dirinya tidak langsung percaya. Dia pun mengecek dan langsung menelepon rekan kerjanya yang namanya dicatut.
Sampai saat ini memang belum ada yang melaporkan ke polisi akan tindak kejahatan penipuan dengan modus transfer pulsa ini. Namun korbannya diperkirakan sudah banyak.
